Rabu, 04 April 2012

Tindihan saat tudur

Pernahkan Anda bermimpi yang membuat Anda tersengal-sengal nafasnya atau pada suatu ketika merasa berat, dada sesak, sulit bergerak, sulit berteriak disertai munculnya halusinasi hantu? Konon menurut kepercayaan jawa ini disebut peristiwa tindihan, atau diganggu hantu.

Dalam istilah medis, hal ini disebut sebagai tidur lumpuh (Sleep Paralysis) karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh. Nampaknya, hampir setiap orang pernah mengalaminya, minimal sekali dalam hidupnya. Dan gejala Sleep paralysis ini bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan.

Fenomena Sleep Paralysis sering dikaitkan dengan hal mistis dan hal ini bukan saja monopoli dari tanah Jawa saja, melainkan mitos ini juga berkembang di berbagai negara di Dunia. Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk incubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul.

Bahkan beberapa penampakan yang terjadi sampai ada yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara itu di sisi lain di Eropa sendiri terdapat beberapa lukisan abad pertengahan, yang menggambarkan proses tindihan dengan sosok roh jahat yang menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.

Benua Amerika

Fenomena Sleep Paralysis di benua Amerika diwakili oleh kebudayaan Meksiko. Mereka menyebut fenomena ini sebagai se me subio el muerto dan fenomena ini dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang, sehingga seseorang merasa di duduki atau ditidih pada saat tidur.

Benua Afrika

Di Benua Afrika fenomena tindihan dikenal dalam budaya campuran yaitu budaya Afro-Amerika. Sebenarnya kepercayaan ini juga terdapat di benua Amerika. Bagi mereka yang merupakan keturunan kulit hitam Afrika, biasanya akan mengenal kepercayaan ini. Mereka menyebut gangguan tidur dengan sebutan the devil riding your back atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.

Dipercaya orang yang sulit bangun dari tidurnya sedang dinaiki hantu, baik itu berwujud perempuan maupun berwujud laki-laki. Biasanya sang hantu tidak akan lepas sebelum korbannya dapat berteriak.

Benua Asia

Tindihan selain di Indonesia juga terkenal di beberapa negara tetangga lainnya. Seperti dalam kebudayaan Cina, tindihan disebut gui ya shen yang bermakna gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang. Sedangkan dalam kebudayaan Kamboja, Laos dan Thailand serentak menyebutnya sebagai pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.

Tidak ketinggalan juga dalam kebudayaan Jepang, fenomena ini disebut kanashibari, yang berdasarkan literatur dapat diartikan mengikat, sehingga fenomena ini diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.

Di negara berpaham komunis yaitu Vietnam, fenomena ini juga dikenal dengan nama ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.

Benua Eropa

Tidak hanya dikenal di kebudayaan Amerika, Asia, dan Afrika saja, mitos tentang Sleep Paralysis menyebar di benua Eropa. Dalam kebudayaan Islandia, dikenal dengan mara, yang berasal dari bahasa kuno Island yang memiliki arti hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.

Sedangkan dalam kebudayaan Turki, dikenal dengan karabasan, yang dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.

Sementara itu dalam kebudayaan Hungaria, fenomena ini disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.

Terakhir dalam kebudayaan Malta, gangguan tidur dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.

Benua Australia dan Oseania

Sebagai pamungkasnya mitos mengenai tindihan ada di benua Australia yang diwakili oleh kebudayaan New Guinea. Fenomena tindihan diberi nama Suk Ninmyo. Suk Ninmyo merupakan pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini akan terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

Yah, ternyata fenomena tindihan ini juga dikenal di seluruh benua di dunia.

Ternyata di balik mitos-mitos yang beredar, terdapat penjelasan medis terkait kejadian ini. Keadaan dimana badan terasa kaku dan tidak bisa digerakkan, nafas terasa sesak, merasa ada sesuatu yang berat menindih, seperti di cekik dan adanya perasaan ajal segera menjelang, fenomena ini dalam istilah medis di sebut dengan Sleep Paralysis.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Al Cheyne, seorang peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, Sleep Paralysis merupakan sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap Rapid Eye Movement (REM).
Untuk diketahui, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan, tahapan tidur paling ringan atau setengah sadar, tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap REM inilah biasanya mimpi terjadi.
Sleep paralysis biasanya terjadi karena kurangnya waktu tidur yang kita berikan untuk tubuh. Di samping itu rasa lelah yang berlebihan juga bisa menyebabkan terjadinya sleep paralysis.  Di saat kondisi tubuh mengalami penurunan stamina akibat kurang tidur dan rasa lelah, gelombang otak pun tidak mengikuti tahapan tidur yang semestinya. Dari keadaan sadar, tidur ringan, langsung melompat ke tahapan REM atau mimpi. Di saat otak mendadak bangun dari tahapan REM tapi tubuh belum bisa bangun, ketika itulah terjadi sleep paralysis. Kita sudah merasa sangat sadar tapi tidak demikian dengan tubuh, dan ditambah lagi munculnya halusinasi adanya sosok lain  yang merupakan bagian dari mimpi. Selain itu sleep paralysis bisa terjadi karena perasaan depresi atau stress.
Fenomena sleep paralysis ini bisa terjadi pada siapa saja, pria atau wanita. Studi tentang paralysis juga menyebutkan bahwa rata-rata gangguan tidur ini pertama kali dialami oleh orang yang berusia 14 - 17 tahun dan berlangsung dari hitungan detik hingga menit. Saat sleep paralysis terjadi kita sering mengalami halusinasi dengan melihat sosok menakutkan, sehingga peristiwa ini pun dikait-kaitkan dengan hal yang berbau mistis.
Walaupun sleep paralysis biasa terjadi, janganlah dianggap remeh. Menurut Al Cheyne lagi, ini bisa jadi sebagai pertanda narcolepsy atau serangan tidur mendadak tanpa adanya rasa mengantuk, sleep apnea atau mendengkur, kecemasan yang berlebihan dan depresi.
Jika anda sama seperti saya, sering mengalami kejadian ini, maka sebaiknya dibuat sebuah catatan mengenai pola tidur kita selama beberapa minggu. Dari catatan ini kita akan mengetahui apa penyebabnya. Kemudian kita dapat mengatasi sleep paralysis ini dengan menghindari pemicunya. Sebagai contoh, bila sleep paralysis terjadi karena kita kurang tidur, maka berikan lah waktu tidur untuk tubuh kita dengan porsi yang cukup. Usahakan tidur 8 - 10 jam setiap hari pada jam yang sama. Selain itu usahakan juga tidur dengan mengubah posisi, karena sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang posisi tidurnya telantang. Dengan demikian mudah-mudahan kita akan terhindar dari si penindih ini. Dan jangan lupa, berdoa lah sebelum tidur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar